tentunya kita berharap Honda VTR-250
menjadi kandidat pengganti Honda New Tiger.Tetapi lebih baik kita
membuang harapan itu jauh jauh. Pasalnya ada dua kendala yang membuat
VTR-250 menjadi andalan AHM. Yaitu faktor production cost. Pasalnya ada
dua fitu utama pada Honda VTR yang menjadi daya tarik utama tetapi
menjadi bumerang ketika akan dijual. Yaitu konvigurasi mesin dan desain
rangka. Kok bisa ?
Dalam menjual dan memproduksi motor, ongkos produksi bakal menjadi kendala. Begitu juga honda AHM. Pasalnya Harga pengganti Tiger tidak boleh menginjak kisara 30 jeti dan ini mustahil pada VTR-250cc.
Biaya produksi mesin V/L-Twin lebih mahal dibandingkan mesin inline … begitu juga trellis Frame
ini juga bisa menjadi justifikasi mengapa
hampir seluruh motor superbike – supersport jepang mengandalkan desain
mesin inline ketibang mesin “V” atau “L” khas produsen eropa. Ini
terkait langsung dengan production cost. Biaya pembuatan mesin
berkonvigurasi “V/L” mencapai 2 kali lipat dari biaya pembuatan mesin
inline. Pasalnya saat dicetak, hanya dibutuhkan 1 buah mal buat mesin
inline, sementara pada mesin “V/L” dibutuhkan dua cetakan yang berbeda.
Hal ini diperparah dengan desain Trellis, yang lebih rumit pembuatanya
ketibang pembuatan frame twin spar apalagi diamond. Nah inilah mengapa,
MUSTAHIL mengharapkan VTR-250 menjadi pengganti new tiger
Tidak ada komentar:
Posting Komentar